Senin, 14 Januari 2008

Runtuhnya Peradaban


Runtuhnya Peradaban
Oleh: Deman Huri Gustira

Krisis yang terjadi di Indonesia bukan sekedar krisis yang hanya berdimensikan krisis ekonomi, krisis pemerintahan, krisis moral, krisis sumber daya alam. Namun krisis yang terjadi di Indonesia adalah krisis yang mengarah pada krisis peradaban. Karena hampir semua sektor kehidupan di Indonesia telah mengalami krisis, baik yang disebabkan oleh manusianya maupun yang terjadi secara alami seperti bencana alam.
Fenomena ini telah mengarah pada perubahan struktur sosial secara radikal, sehingga menyebabkan berubahnya nilai-nilai yang ada akibat mengalami tekanan secara bertubi-tubi oleh berbagai krisis. Kondisi ini menyebabkan bangsa dalam keadaan transisi yang sudah berdimensikan pada peradaban. Karena krisis ini sudah mengarah pada krisis nilai dan budaya yang pada akhirnya akan mengakumulasi menjadi krisis peradaban bangsa.
Menurut Tonybe dalam karyanya A Study of Story, terjadinya sebuah peradaban itu sendiri dari satu transisi-transisi, kondisi statis ke aktivitas yang dinamis. Transisi ini mungkin terjadi secara spontan, melalui pengaruh beberapa peradaban yang telah ada atau melalui disintegrasi dari satu peradaban atau dari generasi yang lebih tua.
Bencana demi bencana telah menimpa negeri ini yang menelan korban ratusan ribu orang. Hampir merata terjadi di Indonesia. Selain bencana alam Indonesia juga ditimpa oleh krisis kemanusiaan seperti datangnya wabah penyakit menular misalnya: flu burung, antrak dan konflik sosial.
Apabila bangsa Indonesia tidak bisa menghadapi tantangan dan tidak ada proses kreativitas dari semua pihak, bukan kemajuan yang akan diperoleh. Tetapi kehancuran yang lebih besar akan dihadapi oleh negeri ini. Seperti yang pernah dihadapi bangsa-bangsa besar pada masa lalu karena mereka tidak mampu menyesuaikan diri dengan krisis peradaban negerinya, kejayaan hanya tinggal nama. Tetapi ada juga negara yang menjadi negara besar.
Sejarah peradaban klasik bangsa-bangsa besar di dunia lahir dari puing-puing bencana dan konflik sosial seperti Jepang pasca perang bom nuklir dan gempa qobe, Amerika dikenal dengan perang sipilnya yang menyebabkan jutaan orang meninggal, Perancis, Rusia, Cina sebelumnya kebangkitannya, mereka melalui proses konflik sosial yang dikenal revolusi. Namun akhirnya mereka mampu menyesuaikan diri dalam menghadapai tantangan yang besar, sehingga mereka mampu mencapai kemajuan seperti sekarang.
Memang, kalau melihat krisis yang terjadi di Indonesia tidak mirip dengan kejadian revolusi sosial. Menurut Jalaludin Rahmat dalam bukunya Rekayasa Sosial (2002), revolusi ditandai dengan tiga hal. Pertama, perubahan yang fundamental komprehensif dan multidimensional, menyentuh inti tatanan sosial; kedua, revolusi melibatkan massa yang besar dan dimobilisasi dalam gerakan revolusioner dan ketiga; selalu melibatkan kekuasaan.
Saya melihat apa yang sedang dialami oleh Indonesia adalah sebuah jalan menuju revolusi yang terjadi secara alami karena apa yang terjadi di negeri ini adalah perubahan yang fundamental, namun karena masih dalam trasisi apakah perubahan ini mengarah kepada peradaban baru yang lebih baik atau lebih buruk.
Krisis peradaban yang telah dirasakan Indonesia saat ini merupakan kejutan masa depan yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Karena ini telah merubah tatanan sosial masyarakat Indonesia. Namun apakah Indonesia mampu beradaptasi dengan perubahan yang sangat cepat ini?
Runtuhnya sebuah peradaban memang diawali oleh bencana dan konflik sosial yang banyak menimbulkan korban, karena tidak terbangunya kesadaran dan proses kreatif baru bangsa tersebut dalam menghadapai tantangan yang besar sehingga menyebabkan runtuhnya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia.
Menurut Capra (2004) dalam bukunya Titik Balik Peradaban, pada waktu struktur sosial dan pola perilaku telah menjadi kaku sehingga masyarakat tidak lagi menyesuaikan diri dengan berubah, peradaban tidak akan mampu melanjutkan prosesnya: evolusi budaya. Dia akan hancur dan secara berangsur mengalami disintegrasi.
Bencana alam, konflik sosial dan krisis ekonomi di Indonesia harus dijadikan momentum perubahan bangsa dan harus mampu membawa keluar dari kondisi equilibrium bangsa untuk memasuki proses keseimbangan yang berlebihan dalam menghadapi tantangan. Sehingga bukannya peradaban yang lebih buruk bangsa ini yang akan kita hadapi, tetapi bangkitnya cahaya peradaban dengan syarat kita harus membangun proses kreatif dan penyesuaian diri terhadap kondisi Indonesia sekarang.
Pontianak,2005

Tidak ada komentar: